Berita

Ponpes Nahdlatul Wathan Melaporkan Kejadian Penghinaan Oleh Oknum Kepada Gubernur NTB ke Polisi

Pada hari Selasa(24/9), Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (NW) DKI Jakarta dan Jawa Barat mengunjungi Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Mereka melaporkan Steven Hadisuryo Sulistiyo atas penghinaannya terhadap Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi.

“Kami adalah pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan kami telah mengunjungi Polda Metro Jaya untuk mengadu tentang perilaku tidak pantas Steven yang menyampaikan pernyataan arogan terhadap Gubernur NTB,” kata Ketua Pengurus Wilayah NW DKI Jakarta, Muslihan Habib.

Setelah insiden tersebut, NW mendesak Steven untuk tidak hanya meminta maaf pribadi kepada TGB, tetapi juga kepada warga NW, umat Islam, dan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan ini, diharapkan dia bisa memperbaiki hubungan dengan semua kelompok yang terpengaruh oleh tindakan yang tidak tepat tersebut.

Kami datang ke Mapolda Metro Jaya untuk berkoordinasi dengan mereka, agar Steven dapat meminta maaf kepada masyarakat NW dan seluruh Indonesia secara umum. Ini juga termasuk umat Islam,” ungkap Muslihan.

Pada hari Senin(9/9), sekitar pukul 14.30, Gubernur NTB, yang biasa dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB), mengalami penghinaan saat antri di loket check-in Bandara Changi, Singapura. Dia meninggalkan antrean untuk melihat jadwal penerbangan dan kembali beberapa saat kemudian.

Saat berada di pesawat, TGB tiba-tiba dipukuli dan dihina oleh Stephen dengan kata-kata yang memprovokasi permusuhan. Setelah mendarat di Bandara Soekarno Hatta, TGB melaporkan Stephen ke pihak kepolisian bandara atas penghinaan tersebut. Wahyu Setiawan, Ketua Umum NW Wilayah Jawa Barat, juga menyaksikan insiden tersebut dan menganggapnya sebagai perilaku yang tidak dapat diterima.

Wahyu, yang hadir di Mapolda Metro Jaya pada Selasa (24/9), menjelaskan kejadian tersebut. Saat itu, Pak Gubernur sedang mengantri di bandara Changi ketika ia memutuskan untuk keluar dan melihat jadwal penerbangan. Setelah selesai, ia kembali ke antrian. Namun, Steven yang berada di belakangnya langsung bergidik marah dan mencaci maki Pak Gubernur karena hal tersebut.

Steven telah menulis surat permohonan maaf yang telah ditandatangani menggunakan materai. Dalam surat tersebut, ia mengakui kesalahannya menggunakan kata-kata kasar yang berisi ujaran kebencian. Ia berjanji untuk lebih hati-hati dengan ucapannya di masa depan.

Meskipun sudah dimaafkan oleh TGB, Stephen tetap akan diusut hingga masalah ini diselesaikan secara pidana oleh pihak NW. Mereka bertekad untuk menegakkan keadilan dan menemukan kebenaran dalam kasus ini.

“Meskipun beliau sudah memaafkan, kami warga NW masih merasa tidak puas. Kami berharap ada efek jera terhadap Steven, agar masalah ini tidak hanya memecah belah masyarakat NW, tetapi juga masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Bahaya jika sara seperti ini terus berlanjut,” kata Wahyu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *